home

search

Chapter 1: Crash Landing

  Bab 1: Pendaratan Jatuh (Pendaratan Kacau)

  Kell hampir mati. Lagi.

  Dengan alarm kapal yang meraung-raung di telinga, dan panel kontrol yang berkedip seperti pesta diskon akhir tahun, Kell hanya bisa berteriak pada satu-satunya teman seperjuangannya: drone kecil bernama Pix.

  "Aku bilang rem darurat, bukan ledakkan mesin!" teriak Kell, menarik orang tua dengan panik.

  "Prosedur darurat darurat diaktifkan," sahut Pix santai, suaranya terlalu ceria untuk situasi genting.

  Dalam sekejap, kapal kecil mereka menghantam sesuatu yang empuk namun keras. Ada suara gemuruh, daun-daun beterbangan, dan... baunya apel?

  This book is hosted on another platform. Read the official version and support the author's work.

  Ketika Kell bangun, dia mendapati dirinya berada di tengah hutan yang tampak seperti dilukis langsung dari buku dongeng. Pohon apel yang penuh buah, bunga berwarna-warni, dan—yang paling mencurigakan—tidak ada sinyal komunikasi sama sekali.

  "Ini bukan Mars, bukan Titan, dan jelas bukan Stasiun Eden," gumam Kell. "Pix, di mana kita?"

  "Data tidak ditemukan. Tapi kemungkinan besar, Anda telah masuk ke dunia dengan anomali sihir tinggi," jawab Pix, muncul di atas bahunya.

  Kell menatap sekeliling. Sejauh mata memandang, dunia ini tampak damai. Terlalu damai.

  Dan dia tahu satu hal: dalam dunia seperti ini, kedamaian biasanya hanya bertahan lima menit... sebelum sesuatu meledak.

  Pix berbunyi bip. "Oh, dan sensor mendeteksi beberapa bentuk kehidupan mendekat. Mereka membawa... kue pai dan pakaian abad pertengahan?"

  Kell memejamkan mata, menarik napas panjang.

  "Ini akan menjadi hari yang sangat, sangat panjang."

Recommended Popular Novels